Banner

=SENANTIASA PERERAT TALI PERSAUDARAAN & KEBERSAMAAN=

Minggu, 11 Maret 2012

IKKJ bulan Maret mau apa ya...

Agenda IKKJ bulan Maret :
  • Penarikan iuran anggota
  • Membuat buku anggota
  • Road show ke rumah sesepuh IKKJ, target wilayah Grogol dan sekitarnya.
Untuk penarikan iuran anggota dilakukan oleh pengurus Korwil dan dilaporkan ke markas sebelum tanggal 27 Maret 2012.
 
Mohon doa restunya agar semua bisa lancar terlaksana sesuai rencana Lur..

by kdr.

Menuju 6 April @ Kalideres City

Sukses Pertemuan Korwil IKKJ tanggal 10 Maret 2012 di Pamulang city. Menghasilkan 9 keputusan yang siap direalisasikan.

Maju terus IKKJ , sampai ketemu di petemuan selanjutnya 6 April di Kalideres City.
Untuk Korwil wajib hadiiiiiir.
Pertemuan 6 April sangat menetukan masa depan IKKJ, jadi mohon keiklashannya untuk meluangkan waktunya.

By Kdr


Rabu, 07 Maret 2012

Imajinasi Untuk Desaku


Oleh : Dian R. Saputra
:desaku kudesah

Bagaimana kampung ini akan dibicarakan jika tak ada apapun di sini menarik untuk dibicarakan? Sebagai ibukota kelurahan, seharusnya kampung ini menjadi setidaknya kampung percontohan bagi yang lain.
Dalam banyak kesempatan saya suka membayangkan, sebagai permulaan, perubahan-perubahan kecil di kampung ini yang kemudian akan memantik perubahan-perubahan lain yang lebih besar. Semisal menjadikannya semacam desa seni. Bukan hanya karena saya menyukai seni, tetapi apa salahnya membuatnya menjadi seperti itu? Toh, sejauh yang saya tahu, ada banyak SDM di sini memiliki bakat yang sebenarnya potensial untuk dikembangkan baik dalam bidang seni musik maupun genre seni yang lain. Tentu dalam bidang olahraga dan lainnya juga. Perpaduan dari semua aspek tersebut jika dikemas secara baik akan mampu menghasilkan sesuatu yang istimewa. Sesuatu yang besar.

Perubahan fisikal kampung, menurut saya, juga penting untuk diperhatikan. Ini mengenai bagaimana membuatnya menarik dan berbeda sehingga tidak hanya akan membuat orang lain tertarik untuk datang berkunjung, tetapi bagi orang dalam sendiri akan lebih nyaman dan betah tinggal di dalamnya. Dan dalam perkembangannya nanti, tidak menutup kemungkinan untuk diatur sedemikian rupa sehingga mampu mendatangkan pemasukan/income bagi warga maupun bagi kampung itu sendiri. Tetapi ini tidaklah mudah. Dibutuhkan kesamaan persepsi dari semua elemen masyarakat. Dibutuhkan kerjasama dan konsistensi yang solid.

Di sini saya uraikan beberapa imajinasi liar saya tentang kampung ini. Bukan hal-hal besar, tetapi darinya saya berharap akan mampu merangsang kita semua untuk kemudian turut berimajinasi, menelorkan ide dan gagasan kreatif demi mewujudkan cita-cita kita bersama yaitu perubahan. Saya membayangkan, alangkah akan indahnya andai tembok-tembok bangunan di kampung ini dipenuhi lukisan. Selain akan terlihat artistik, juga mampu mengurangi/sedikit mengatasi permasalahan tembok rusak, kotor, atau berlumut yang tentu saja sangat mengganggu pandangan. Bahkan lebih ekstrim, saya membayangkan dinding-dinding rumah semua berseragam corak yaitu bergambar motif batik. Selain itu, dicanangkan program neonisasi, keharusan memiliki kentongan bagi setiap rumah dan saling bersahutan memukulnya di setiap sore atau menjelang malam. Ini juga bisa dipakai sebagai simbol keamanan kampung. Atau,akan manis barangkali seandainya ditanam bibit-bibit pohon palem di sekitar lapangan sepakbola (di tepi jalan berdekatan dengan tembok pembatas lapangan), memasang gapura Selamat Datang di setiap pintu masuk kampung, memasang papan nama gang/jalan, memasang gapura RT, papan informasi serta mading guna menempelkan koran harian di salah satu titik di kampung, juga box kritik dan saran guna menampung aspirasi warga. Selain itu dibentuk juga perpustakaan dusun, taman bermain untuk anak-anak, pencatatan prestasi warga maupun kampung itu sendiri, pembuatan buku berisikan sejarah kampung, dokumentasi, serta tidak kalah penting mengadakan semacam sarasehan/sambung rasa secara rutin yang diikuti oleh warga.

Begitulah sedikit lintasan imajinasi yang saya tangkap kemudian olah. Pikir saya, mengembangkan potensi yang dimiliki adalah cara tepat guna memperkenalkan diri pada dunia luar. Menumbuhkan semangat "Bangga Menjadi Warga Karangwuni" adalah hal mendasar yang harus kita miliki bersama.
Sekali lagi, semua itu hanyalah imajinasi-imajinasi liar saya. Tidak harus terwujud, tetapi harus saya utarakan. Barangkali masih akan banyak imajinasi-imajinasi yang lain. Saya akan terus berpikir, berhayal, bahkan pada hal-hal yang tidak masuk akal sekalipun. Sebaiknya kalian juga begitu. Selamat berimajinasi!

03.03.12

Senin, 05 Maret 2012

Daun yang Meneduhkan


Daun bagian dari tumbuhan, bentuknya biasanya melebar tapi ada juga yang panjang, sesuai dengan fungsi dan sifatnya, mulai sebesar daun pisang hingga sekecil duri kaktus. Hijaunya daun menyejukkan mata dan meneduhkan dari terik matahari. Daun cermin kemandirian dapat memproduksi makanan sendiri. Kecerdasan daun terlihat dari kepandainnya menyesuaikan diri. Di daerah segersang padang pasir ia menjelma kaktus. Di atas air, ia mengambang jadi teratai. Kemandirian daun tidak menunggu dewasa ia sudah dapat melakukan fotosintesis, sesaat tunas itu tumbuh.
Daun tidak egois energi dan makanan hasil fotosintesis, dialirkan ke seluruh bagian tumbuhan. Daun tak lupa diri, ia menyadari bahwa ia ada berkat dukungan yang lain juga. Lihatlah, semakin rimbun daun, semakin kokoh akar yang menyerap air dan sari pati makanan, serta semakin kuat pula batang yang menyalurkannya.
Alam seisinya tak ada yang sia-sia. Belajarlah dari daun yang yang mengubah keburukan menjadi kebaikan. Zat asam arang yang berbahaya diubah (fotosintesa) menjadi oksigen dan energi yang bermanfaat.
Daun hidup dengan pola harmoni, Karenanya ia tidak layu karena kelebihan berproduksi atau pucat karena kurang asupan makanan. Daun terus bermanfaat hingga akhir hayat. Sebelum mati, lebih dulu membentuk tunas baru. Seperti pohon jati yang melepas daun agar tak kekurangan air. Terlepasnya dari pokok pohon, menjadi pupuk yang menyuburkan.
Banyak sekali manfaat daun, tidak hanya bagi tumbuhan yang ditinggalinya. Mulai dari hewan dan manusia yang menghirup oksigen hasil fotosintesis, menjadi lalapan, sebagai bahan obat, hingga pembungkus. Daun itu indah, dengan beragam bentuk dan corak warna, menjadikan tumbuhan dan pepohonan tampak lebih hidup. Daun itu menyejukkan. Mengayomi dan menentramkan.
Namun hati – hati, ada pula daun yang berduri, membuat gatal, beracun ataupun menyebarkan bau busuk. Yang jelas, rahasia ini kita tidak tahu, bagi manusia mungkin tidak atau belum diketahui manfaatnya. Tapi bagi mahluk lain bisa saja manfaatnya sangat besar.   (Eman Mulyatman)

Kamis, 01 Maret 2012

Desaku yang kuTinta


oleh Dian R Saputra pada 10 Desember 2010 pukul 19:43

Indahnya hidup di desa. Saat bising hanya sebatas suara kambing yang mengembik,
orchestra katak dimalam hari, dan detak jarum jam yang berbisik. Selalu hanya suara-suara  yang tak mengusik.
Daun-daun hijau menuang kesejukan pada mata-mata yang terbuka, lalu hati mereguknya.
Burung berkicau, kupu-kupu menari, kecipak segar udara pagi. Mengesankan mnghafal nama-nama tetangga, saling bertukar senyum ramah dan sapa hangat penuh cinta.
Mendengarkan daun-daun bergunjing, menyaksikan barisan pohon jati yg merubah namanya menjadi investasi, memandang keceriaan anak-anak kecil bermain. Orang-orang tua menyulap ladang menjadi kantor terbuka, sabit dan cangkul menjadi pensil dan pena. Dan saat senja, luar biasa, laki-perempuan mandi bersama dtelaga...

Indahnya hidup di desa. Saat dingin mulai merayap senja hari, pemuda-pemudi sibuk berpikir bagaimana mereka bisa menikah secepatnya. Ranjang-ranjang bergetar dan malam menjadi penuh irama. Denting gitar di pos ronda, gelas kopi beradu mesra, gelak tawa membahana. Niat jahat pencuri akan tawar saat menginjak tanah kami yg penuh cinta.
Jangan tanya apa kami berbahaya. Datanglah kemari, kami akan menyambutmu bukan dengan jabat tangan, tapi jabat hati.
Saat polusi hanya sebatas berbahayanya kentut-kentut kami. Saat kriminalitas sebatas pemalakan kecil nan humoris pada orang-orang kami yang baru pulang dari kota. Menjinjing sabit di jalanan bukan hal membahayakan. Kecuali saat mereka mmbawanya menonton sepakbola.

Aku nyaman hidup di desa. Tiada sibuk yang membunuh. Tangan-tangan berangkul, kebersamaan utuh terkumpul, cintapun saling berpantul. Aku menikmati semua, mengagumi keindahannya, sembari diam-diam terusik cemas: kalau-kalau suatu hari roda kota akan menggilas...


10.12.10

Uro-Uro (Urun Rembuk Urun Roso)

Dear All,

Diharapkan semua merapatkan hati, pikiran, untuk mempersatukan keluarga di jabodetabek ini. Kita suskeskan Pertemuan Korwil 10 Maret 2012.

Salam

S. Basuki