Daun tidak egois energi dan makanan hasil fotosintesis, dialirkan ke seluruh bagian tumbuhan. Daun tak lupa diri, ia menyadari bahwa ia ada berkat dukungan yang lain juga. Lihatlah, semakin rimbun daun, semakin kokoh akar yang menyerap air dan sari pati makanan, serta semakin kuat pula batang yang menyalurkannya.
Alam seisinya tak ada yang sia-sia. Belajarlah dari daun yang yang mengubah keburukan menjadi kebaikan. Zat asam arang yang berbahaya diubah (fotosintesa) menjadi oksigen dan energi yang bermanfaat.
Daun hidup dengan pola harmoni, Karenanya ia tidak layu karena kelebihan berproduksi atau pucat karena kurang asupan makanan. Daun terus bermanfaat hingga akhir hayat. Sebelum mati, lebih dulu membentuk tunas baru. Seperti pohon jati yang melepas daun agar tak kekurangan air. Terlepasnya dari pokok pohon, menjadi pupuk yang menyuburkan.
Banyak sekali manfaat daun, tidak hanya bagi tumbuhan yang ditinggalinya. Mulai dari hewan dan manusia yang menghirup oksigen hasil fotosintesis, menjadi lalapan, sebagai bahan obat, hingga pembungkus. Daun itu indah, dengan beragam bentuk dan corak warna, menjadikan tumbuhan dan pepohonan tampak lebih hidup. Daun itu menyejukkan. Mengayomi dan menentramkan.
Namun hati – hati, ada pula daun yang berduri, membuat gatal, beracun ataupun menyebarkan bau busuk. Yang jelas, rahasia ini kita tidak tahu, bagi manusia mungkin tidak atau belum diketahui manfaatnya. Tapi bagi mahluk lain bisa saja manfaatnya sangat besar. (Eman Mulyatman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar