Banner

=SENANTIASA PERERAT TALI PERSAUDARAAN & KEBERSAMAAN=

Kamis, 01 Maret 2012

Desaku yang kuTinta


oleh Dian R Saputra pada 10 Desember 2010 pukul 19:43

Indahnya hidup di desa. Saat bising hanya sebatas suara kambing yang mengembik,
orchestra katak dimalam hari, dan detak jarum jam yang berbisik. Selalu hanya suara-suara  yang tak mengusik.
Daun-daun hijau menuang kesejukan pada mata-mata yang terbuka, lalu hati mereguknya.
Burung berkicau, kupu-kupu menari, kecipak segar udara pagi. Mengesankan mnghafal nama-nama tetangga, saling bertukar senyum ramah dan sapa hangat penuh cinta.
Mendengarkan daun-daun bergunjing, menyaksikan barisan pohon jati yg merubah namanya menjadi investasi, memandang keceriaan anak-anak kecil bermain. Orang-orang tua menyulap ladang menjadi kantor terbuka, sabit dan cangkul menjadi pensil dan pena. Dan saat senja, luar biasa, laki-perempuan mandi bersama dtelaga...

Indahnya hidup di desa. Saat dingin mulai merayap senja hari, pemuda-pemudi sibuk berpikir bagaimana mereka bisa menikah secepatnya. Ranjang-ranjang bergetar dan malam menjadi penuh irama. Denting gitar di pos ronda, gelas kopi beradu mesra, gelak tawa membahana. Niat jahat pencuri akan tawar saat menginjak tanah kami yg penuh cinta.
Jangan tanya apa kami berbahaya. Datanglah kemari, kami akan menyambutmu bukan dengan jabat tangan, tapi jabat hati.
Saat polusi hanya sebatas berbahayanya kentut-kentut kami. Saat kriminalitas sebatas pemalakan kecil nan humoris pada orang-orang kami yang baru pulang dari kota. Menjinjing sabit di jalanan bukan hal membahayakan. Kecuali saat mereka mmbawanya menonton sepakbola.

Aku nyaman hidup di desa. Tiada sibuk yang membunuh. Tangan-tangan berangkul, kebersamaan utuh terkumpul, cintapun saling berpantul. Aku menikmati semua, mengagumi keindahannya, sembari diam-diam terusik cemas: kalau-kalau suatu hari roda kota akan menggilas...


10.12.10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar