Banner

=SENANTIASA PERERAT TALI PERSAUDARAAN & KEBERSAMAAN=

Rabu, 07 Maret 2012

Imajinasi Untuk Desaku


Oleh : Dian R. Saputra
:desaku kudesah

Bagaimana kampung ini akan dibicarakan jika tak ada apapun di sini menarik untuk dibicarakan? Sebagai ibukota kelurahan, seharusnya kampung ini menjadi setidaknya kampung percontohan bagi yang lain.
Dalam banyak kesempatan saya suka membayangkan, sebagai permulaan, perubahan-perubahan kecil di kampung ini yang kemudian akan memantik perubahan-perubahan lain yang lebih besar. Semisal menjadikannya semacam desa seni. Bukan hanya karena saya menyukai seni, tetapi apa salahnya membuatnya menjadi seperti itu? Toh, sejauh yang saya tahu, ada banyak SDM di sini memiliki bakat yang sebenarnya potensial untuk dikembangkan baik dalam bidang seni musik maupun genre seni yang lain. Tentu dalam bidang olahraga dan lainnya juga. Perpaduan dari semua aspek tersebut jika dikemas secara baik akan mampu menghasilkan sesuatu yang istimewa. Sesuatu yang besar.

Perubahan fisikal kampung, menurut saya, juga penting untuk diperhatikan. Ini mengenai bagaimana membuatnya menarik dan berbeda sehingga tidak hanya akan membuat orang lain tertarik untuk datang berkunjung, tetapi bagi orang dalam sendiri akan lebih nyaman dan betah tinggal di dalamnya. Dan dalam perkembangannya nanti, tidak menutup kemungkinan untuk diatur sedemikian rupa sehingga mampu mendatangkan pemasukan/income bagi warga maupun bagi kampung itu sendiri. Tetapi ini tidaklah mudah. Dibutuhkan kesamaan persepsi dari semua elemen masyarakat. Dibutuhkan kerjasama dan konsistensi yang solid.

Di sini saya uraikan beberapa imajinasi liar saya tentang kampung ini. Bukan hal-hal besar, tetapi darinya saya berharap akan mampu merangsang kita semua untuk kemudian turut berimajinasi, menelorkan ide dan gagasan kreatif demi mewujudkan cita-cita kita bersama yaitu perubahan. Saya membayangkan, alangkah akan indahnya andai tembok-tembok bangunan di kampung ini dipenuhi lukisan. Selain akan terlihat artistik, juga mampu mengurangi/sedikit mengatasi permasalahan tembok rusak, kotor, atau berlumut yang tentu saja sangat mengganggu pandangan. Bahkan lebih ekstrim, saya membayangkan dinding-dinding rumah semua berseragam corak yaitu bergambar motif batik. Selain itu, dicanangkan program neonisasi, keharusan memiliki kentongan bagi setiap rumah dan saling bersahutan memukulnya di setiap sore atau menjelang malam. Ini juga bisa dipakai sebagai simbol keamanan kampung. Atau,akan manis barangkali seandainya ditanam bibit-bibit pohon palem di sekitar lapangan sepakbola (di tepi jalan berdekatan dengan tembok pembatas lapangan), memasang gapura Selamat Datang di setiap pintu masuk kampung, memasang papan nama gang/jalan, memasang gapura RT, papan informasi serta mading guna menempelkan koran harian di salah satu titik di kampung, juga box kritik dan saran guna menampung aspirasi warga. Selain itu dibentuk juga perpustakaan dusun, taman bermain untuk anak-anak, pencatatan prestasi warga maupun kampung itu sendiri, pembuatan buku berisikan sejarah kampung, dokumentasi, serta tidak kalah penting mengadakan semacam sarasehan/sambung rasa secara rutin yang diikuti oleh warga.

Begitulah sedikit lintasan imajinasi yang saya tangkap kemudian olah. Pikir saya, mengembangkan potensi yang dimiliki adalah cara tepat guna memperkenalkan diri pada dunia luar. Menumbuhkan semangat "Bangga Menjadi Warga Karangwuni" adalah hal mendasar yang harus kita miliki bersama.
Sekali lagi, semua itu hanyalah imajinasi-imajinasi liar saya. Tidak harus terwujud, tetapi harus saya utarakan. Barangkali masih akan banyak imajinasi-imajinasi yang lain. Saya akan terus berpikir, berhayal, bahkan pada hal-hal yang tidak masuk akal sekalipun. Sebaiknya kalian juga begitu. Selamat berimajinasi!

03.03.12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar